Prof Djoko Santoso
Sulitnya mengendalikan tekanan darah tinggi pada gagal ginjal
Penyakit ginjal kronis atau yang lebih dikenal dengan gagal ginjal kronis masih menjadi suatu problem serius. Salah satu yang menjadi perhatian adalah sulitnya menurunkan tekanan darah pada penyakit ginjal ini. Seperti diketahui saat seseorang menderita darah tinggi yang tidak teratasi dengan baik adalah timbulnya komplikasi berbahaya seperti stroke, serangan jantung, atau perburukan fungsi ginjal yang berujung pada cuci darah. Oleh karena itu menjaga atau menurukan tekanan darah adalah suatu keharusan.
Tapi, mengapa pada beberapa orang tekanan darah sulit turun?
Sesuai dengan salah satu teori yang ada, pada penyakit ginjal akan terjadi peningkatan hormon paratiroid. Hal ini disebabkan terganggunya regulasi hormon ini terkait ketidakseimbangan ion kalsium dan fosfat. Sehingga ion kalsium yang beredar di jaringan menjadi menurun. Hormon ini lalu aktif dan berdampak pada aktifitas sel penghancur tulang yang dinamakan osteoclast. Hormon ini aktif mengikis tulang, padahal seperti kita ketahui tulang adalah tempat kalsium. Awalnya terjadi penumpukan kalsium lalu ion ini salah satunya menempel pada pembuluh darah. Lama kelamaan akan terjadi hiperkalsifikasi (komponen pembuluh darah akan mengeras sehingga terjadi kekakuan). Normalnya pembuluh darah harus lah lentur. Kita analogikan ini dengan selang cuci mobil, dimana kita dengan mudahnya mengatur semburan air dengan kelenturannya. Namun pada penyakit ginjal kronis yang didapat adalah kekakuan dan pengerasan pembuluh darah. Kita analogikan seperti pipa yang keras dimana kita tidak dapat mengatur semburan aliran air dengan leluasa. Jika hal ini terjadi terus menerus peran obat dalam melakukan pengaturan aliran darah tidak optimal. Oleh karena itu sering pada pasien penyakit ginjal kronis meskipun dengan 3-4 macam pengobatan terkadang sulit diturunkan tekanan darahnya.
Penting kiranya setiap pasien penyakit ginjal kronis memeriksakan secara rutin ke dokter mengenai penyakit dan tata laksana pemberian obatnya. Ada 2 tata laksana utama yaitu modifikasi gaya hidup dan dengan obat. Edukasi utama adalah mengurangi jumlah asupan garam menjadi maksimal 1 sendok teh setiap hari, olahraga rutin, istirahat cukup, dan kurangi stres. Sedangkan dengan obat adalah minum obat-obatan sesuai anjuran dokter dan kontrol tepat waktu.